Friday, September 16, 2011

Really Touch

Halo, semua :)

Banyak banget yang aku pikirkan, beberapa hari yang lalu. Banyak kejadian yang bikin aku semakin mempelajari cara untuk menjadi dewasa. Oke, dewasa adalah satu kata yang mungkin belum bisa aku capai. Jadi dewasa itu sulit, karena banyak esensi-esensi yang masih susah dilakukan bagiku.

"kamu akan menjadi dewasa sejalan dengan waktu"


Rasanya nggak semudah itu mendapatkan kedewasaan. Aku bukan pribadi yang baik, aku juga nggak bisa menerima semuanya dengan mudah. Aku bukan juga orang yang tegar, yang nggak gampang nangis kalau ada hal yang buruk buatku. Aku suka menangis. Kadang menangis membuatku lebih tenang, kadang menangis membuatku lebih lembut. Meski banyak yang bilang, nggak bisa menyelesaikan semuanya dengan tangisan. Iya, aku setuju. Masalahku nggak terpecahkan karena aku menangis. Tapi aku sedih, dan yeah, hatiku nggak terbuat dari batu. Kadang aku nggak mengerti, saat orang sedih, ngapain mereka harus berpura-pura untuk tegar, dan berusaha menjadi kuat? Karena bagiku, saat mengalami sebuah masalah, dan itu buruk, aku akan melakukan apa yang hatiku rasakan. Jika menangis itu dibutuhkan, kulakukan. Lalu lupakan, dan hadapi. Hal itu membuatku jauh lebih baik, daripada harus berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan aku.

Dan yah, menurutku, itu adalah satu poin menjadi dewasa.

Lalu menjadi ikhlas. Terkesan agak religius memang, tapi, ikhlas adalah satu kata yang luar biasa. Aku ingat, beberapa saat lalu, aku meraung-raung di kamarku, semenit menutup kepala dengan bantal besar, menangis sejadi-jadinya, saat aku merasa itu aja nggak cukup, aku mengambil kertas dan pensil, memaki-maki dan terus menangis. Aku pasang lagu keras-keras, dengan headset di telinga, aku terus menangis. Aku terus-terusan dengerin lagu, sampe akhirnya ketiduran, dan well, aku merasa lebih baik besoknya. Dan aku merasakan setiap malam harus berpikir hal yang menyebalkan seperti itu, dan itu sangat nggak menyenangkan. Lalu baru-baru ini aku mengakui, dan aku belajar, bahwa hal seperti itu bisa terjadi karena aku masih nggak bisa ikhlas dalam menghadapi masalahku. Aku menerimanya dengan buruk, mengadaptasinya dengan buruk, dan itu berdampak nggak baik buat kehidupanku. Setelah aku merasa, lebih baik aku menerima semuanya dengan lapang dada, dan turut berbahagia akan kebahagiaan orang lain, hal itu bisa membuatku jauh lebih tenang.

Mungkin aku harus sedikit lebih percaya diri lagi. Aku dulu percaya diri, saat semua ada di zona nyamanku. Itu dulu, pas SMA. Dan nggak tau kenapa, semuanya seakan berbeda saat aku  menginjak bangku perkuliahan. Mungkin karena semua yang ada di sekitarku terlihat begitu "wow". Dan saat aku lihat ke kaca, yang keluar dari mulutku cuma "Oh". Kadang, aku ngerasa aku nggak cukup baik. Nggak sebanding. Entahlah, aku terlalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang aku, meski itu adalah hal yang nggak penting.

Aku ingat saat beberapa hari lalu aku minta tolong pada Raka untuk membantuku bikin beberapa asistensi tipografi. Dan saat mengetahui dia nggak bisa banyak membantu, karena banyaknya kesibukan dia saat itu, aku berpikir, what the hell, I can do it by myself!  Dan disanalah, aku mencoba fokus dan berpikir bahwa aku bisa mengerjakan yang terbaik. Besoknya, saat asistensi, dosenku memuji. Hal itu cukup membuatku terpacu, karena aku bisa melakukan yang terbaik, dan tidak dibantu. Memang menyenangkan melihat orang lain membantu meringankan pekerjaan kita, tapi memang lebih menyenangkan dan lebih berharga saat kita berusaha membuatnya sendiri untuk yang terbaik. :)

Ada beberapa orang yang melihatku berbeda, memberiku kata-kata yang membuatku sedikit berkecil hati, meski aku nggak begitu ngerti, kenapa mereka melakukan hal yang kayak gitu ke aku. Mungkin mereka memang lebih baik, entah dari segi fisik, atau dalamnya, tapi entahlah... tiba-tiba aku berpikir, bagaimana kalau diabaikan saja? Bagiku, aku cantik. Aku nggak peduli bagaimana mereka memandangku. Karena aku yang lebih memahami diriku sendiri, bukan kata-kata mereka yang menjatuhkanku.

Banyak pikiran yang mungkin belum bisa aku jabarin satu-satu, karena ini semua masih mengalami proses penggodokan di otakku. Aku cuman berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, lebih tangguh, dan tidak membuat hatiku terlalu rapuh, atau terlalu keras. :)


No comments:

Post a Comment